Alasan
utama perbedaan praktek akuntansi dengan standar.
Hukuman
terhadap ketidakpatuhan terhadap ketentuan akuntansi lemah dan tidak
efektif.
Perusahaan
boleh melaporkan informasi lebih banyak dari yang seharusnya.
Beberapa
negara memperbolehan perusahaan mengabaikan standar akuntansi jika operasi
dan posisi keuangan tersaji lebih baik.
Beberapa
negara, standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan perusahaan,
bukan laporan konsolidasi
Sistem Akuntansi
Nasional – Negara Perancis
Standar
akuntansi disebut Kode akuntansi nasional (plan comptable code), yang
memuat; tujuan & prinsip, pos perkiraan utama, pengakuan dan penilaian,
daftar akun, dan laporan keuangan (L/K).
Regulasi
dan Penegakan Aturan Akuntansi
Lima
organisasi yang menetapkan standar akuntansi (CNC, CRC, AMF, OEC dan CNCC)
Pelaporan
Keuangan
Perusahaan
harus melaporkan Neraca, Lap. LR, Catatan Atas L/K, Lap. Direktur, dan Lap.
Auditor.
Pengukuran
Akuntansi
Akuntansi
di Perancis memiliki karakteristik ganda;
1).
Perusahaan sendiri harus mematuhi aturan tetap
Standar dan
praktek akuntansi masing-masing negara merupakan hasil interaksi faktor
ekonomi, sejarah, kelembagaan dan budaya. Faktor yang memiliki pengaruh
signifikan terhadap perkembangan akuntansi antara lain:
a.Sumber
Pendanaan
b.Sistem
Hukum
c.Perpajakan
d.Ikatan
Politik dan Ekonomi
e.Inflasi
f.Tingkat
Perkembangan Ekonomi
g.Tingkat
Pendidikan
h.Budaya
Hubungan Budaya dan Akuntansi
a.Dimensi
Budaya meliputi: a). individualisme, b). jarak kekuasaan, c). penghindaran
ketidakpastian, dan d). Maskulinitas (Hofstede, 1980).
b.Hubungan
budaya dan akuntansi bisa dilihat dari 4 dimensi nilai akuntansi (Gray, 1988):
1.Profesionalisme
>< kontrol wajib
2.Keseragaman
>< fleksibilitas
3.Konservatisme
>< optimisme
4.Kerahasiaan
>< transparansi
Sistem
Hukum: Akuntansi Hukum Umum dan Hukum Kode.
Klasifikasi menurut sistem hukum:
1.Akuntansi
dalam negara-negara hukum umum
memiliki karakteristik berorientasi pada “penyajian wajar”, transparan, full
disclousure, dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak.
2.Akuntansi
dalam negara-negara hukum kode
memiliki karakteristik berorientasi pada legalistik, tidak membiarkan
pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan
pajak.
Sistem Praktek: Akuntansi Penyajian
Wajar vs Kepatuhan Hukum.
Alasan hilangnya perbedaan tingkat
nasional:
Banyak
perusahaan telah listing di bursa saham di luar negera asal.
Tanggung
jawab pembentukan standar akuntansi beralih dari pemerintah ke sektor swasta
yang profesional dan independen, seperti di Jerman dan Jepang.
Pasar
saham sebagai sumber pendanaan semakin tumbuh di seluruh dunia.
Pada abad 14 dan
15 Italia menggunakan system Double bookkeeping
entry. Sistem Double bookeeping Entry mempengaruhi kepentingan
bisnis negara Inggris dan koloninya . Kemudian pada zaman Fugger dan Kelompok
Hanseatik beralih ke Jerman dari ‘Pembukuan Ala italia’. Para filsuf bisnis
Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan. Di abad 15 aparat pemerintah
Perancis menemukan keuntungan dan diterapkan dalam sistem perencanaan dan
akuntabilitas pemerintah. Tahun 1850 di Skotlandia terbentuk suatu komunitas
profesi akuntan public. Tahun 1870 di Inggris juga lahir suatu komunitas
profesi akuntan public. Dari Inggris praktek akuntansi menyebar ke seluruh
Amerika Utara dan wilayah persemakmuran. Sistem akuntansi Belanda masuk ke
Indonesia. Sistem akuntansi Perancis menemukan tempatnya di Polinesia dan
Afrika. Sistem akuntansi Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia dan Rusia. Setelah
PD-II, sistem akuntansi semakin pesat tumbuh di dunia barat, terutama Jerman
dan Jepang. Abad ke-20 Akuntansi tumbuh di Amerika Serikat dan menjadi suatu
disiplin ilmu di Universitas.
Perbedaan
Akuntansi Internasional dengan Akuntansi lain
Akuntansi
Internasional
nYang
dilaporkan adalah perusahaan multinasional (multinational company – MNC).
nOperasi
transaksi melintasi batas-batas negara.
nPelaporan
ditujukan kepada pengguna yang berlokasi di negara selain negara
perusahaan.
Tiga
Bidang Cakupan Akuntansi Internasional
1.Pengukuran.
2.Pengungkapan.
3.Auditing.
Peran
Akuntansi dalam Perdagangan dan Arus Modal
1.Mempelajari
Akuntansi Internasional merupakan salah satu upaya mengurangi perbedaan cara
pandang terhadap akuntansi.
2.Semua
negara cenderung mengurangi hambatan perdagangan dan pengendalian
modal/investasi.
3.Kemajuan
IT menyebabkan perubahan yang radikal dalam sistem ekonomi, produksi dan
distribusi.
Pertumbuhan
dan Penyebaran Operasi Perusahaan Multinasional
1.Perdagangan
saat ini tidak lagi hanya bersifat bilateral atau regional, tetapi benar-benar
sudah bersifat global.
2.Permasalahan
akuntansi semakin nyata dalam kegiatan ekspor import, yaitu akuntansi untuk
transaksi valuta asing.
3.Saat
ini menjadi hal yang lazim perusahaan mendirikan sistem manufaktur dan
distribusi di luar negeri (afiliasi) atau usaha patungan (aliansi strategis).
4.MNC
(multinaional corporation) mencari lokasi investasi di negara-negara
yang sedang berkembang
5.Sebuah
perusahaan MNC dituntut membuat laporan ke seluruh investor (pemilik) domestik
maupun internasional.
6.Manajer
dan akuntan perusahaan MNC harus mempertimbangkan banyak aspek dalam laporan
keuangan konsolidasi, seperti: GAAP, lingkungan sosial ekonomi, tingkat
inflasi, nilai tukar, sistem perpajakan, dan sebagainya.
Fenomena
Kompetisi Global
1.Kompetisi global mendorong akuntansi internasional
berperan penting
2.Standar baru yang melampaui batas-batas negara
menjadi hal yang wajar digunakan.
Jumat, 16 Maret 2012
Apa itu IFRS???
Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah
Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board (IASB)). Sejumlah
standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu
Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan
2001 oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional
Accounting Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru
mengambil alih tanggung jawab guna menyusun Standar Akuntansi Internasional
dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC
yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar
barunya dengan nama IFRS.
Mengapa IFRS itu perlu???
Akuntansi merupakan satu-satunya
bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar
modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan keuangan
merupakan produk utama dalam mekanisme pasar modal. Efektivitas dan ketepatan
waktu dari informasi keuangan yang transparan yang dapat dibandingkan dan
relevan dibutuhkan oleh semua stakeholder (pekerja, suppliers, customers,
institusi penyedia kredit, bahkan pemerintah). Para stakeholder ini bukan
sekadar ingin mengetahui informasi keuangan dari satu perusahaan saja,
melainkan dari banyak perusahaan (jika bisa, mungkin dari semua perusahaan)
dari seluruh belahan dunia untuk diperbandingkan satu dengan lainnya.
Pertanyaannya, bagaimana kebutuhan ini dapat terpenuhi jika
perusahaan-perusahaan masih menggunakan bentuk dan prinsip pelaporan keuangan
yang berbeda-beda? International Accounting Standards, yang lebih dikenal
sebagai International Financial Reporting Standards(IFRS), merupakan standar
tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi
berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan
disclosure yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi,
penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi
tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah
membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia.
Implikasinya, mengadopsi IFRS berarti mengadopsi bahasa pelaporan keuangan
global yang akan membuat suatu perusahaan dapat dimengerti oleh pasar global.
Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi
IFRS dalam laporan keuangannya. Tidak mengherankan, banyak perusahaan yang
telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan saat memasuki pasar
modal global. Di dunia internasional, IFRS telah diadopsi oleh banyak negara,
termasuk negara-negara Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin dan Australia. Di
kawasan Asia, Hong Kong, Filipina dan Singapura pun telah mengadopsinya. Sejak
2008, diperkirakan sekitar 80 negara mengharuskan perusahaan yang telah
terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan
mempresentasikan laporan keuangannya. Dalam konteks Indonesia, konvergensi IFRS
dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan hal yang sangat
penting untuk menjamin daya saing nasional. Perubahan tata cara pelaporan
keuangan dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), PSAK, atau
lainnya ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan menjadi kompetensi wajib dan
baru�bagi akuntan publik,
penilai (appraiser), akuntan manajemen, regulator dan akuntan pendidik. Mampukah para pekerja accounting menghadapi
perubahan yang secara terus-menerus akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
pasar
Bagaimana proses konvergensi IFRS???
Seperti yang dijelaskan
sebelumnyya, IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan
pedoman penyusunan laporaan keuangan yang diterima secara global. Sejarah
terbentuknya pun cukup panjang dari terbentuknya IASC/ IAFC, IASB, hingga
menjadi IFRS seperti sekarang ini. Jika sebuah negara menggunakan IFRS, berarti
negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan keuangan yang berlaku secara
global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti tentang laporan keuangan
perusahaan di negara tersebut berasal. Indonesia pun akan mengadopsi IFRS
secara penuh pada 2012 nanti, seperti yang dilansir IAI pada peringatan HUT nya
yang ke – 51. Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat
berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan
keuangan berdasarkan IFRS.
Adopsi penuh IFRS diharapkan memberikan
manfaat :
1.memudahkan
pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara
internasional
2.meningkatkan
arus investasi global
3.menurunkan
biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi penyusunan
laporan keuangan
Konvergensi SAK menuju IFRS di Indonesia. Pada bulan Desember 2008, Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan konvergensi PSAK ke IFRS secara
penuh pada tahun 2012. Sejak tahun 2009, Dewan Standar Akuntansi Keuangan -
Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) melaksanakan program kerja terkait dengan
proses konvergensi tersebut sampai dengan tahun 2011. Ditargetkan bahwa pada
tahun 2012, seluruh PSAK tidak memiliki beda material dengan IFRS yang berlaku
per 1 Januari 2009. Setelah tahun 2012, PSAK akan di-update secara
terus-menerus seiring adanya perubahan pada IFRS. Bukan hanya mengadopsi IFRS
yang sudah terbit, DSAK-IAI juga bertekad untuk berperan aktif dalam
pengembangan standar akuntansi dunia. International Financial Reporting
Standards (IFRS) memang merupakan kesepakatan global standar akuntansi yang
didukung oleh banyak negara dan badan-badan internasional di dunia. Popularitas
IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kesepakatan G-20
di Pittsburg pada tanggal 24-25 September 2009, misalnya, menyatakan bahwa
otoritas yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus meningkatkan
standar global pada Juni 2011 untuk mengurangi kesenjangan aturan di antara
negara-negara anggota G-20. Terlepas dari trend pengadopsian IFRS tersebut,
adalah suatu keharusan bagi kita untuk mempertanyakan secara kritis, apa
sesungguhnya hakikat dari konvergensi. Melalui partisipasi global, IFRS memang
diharapkan menjadi standar akuntansi berbasis teori dan prinsip yang memiliki
kualitas tinggi. Penerapan standar akuntansi yang sama di seluruh dunia juga
akan mengurangi masalah-masalah terkait daya banding (comparability) dalam
pelaporan keuangan. Yang paling diuntungkan sudah jelas, investor dan kreditor
trans-nasional serta badan-badan internasional.
Tapi apakah
konvergensi ke IFRS tidak menimbulkan masalah di tingkat domestik masing-masing
negara? Belum lama ini otoritas keuangan dan pasar modal AS memunculkan isu
kedaulatan regulasi. Beberapa negara lainnya juga mengkhawatirkan pengaruh IASB
yang semakin dominan.
Dalam konteks Indonesia yang memiliki segudang masalah domestik, banyak sekali
pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang perlu dijawab dan diteliti
secara cermat. Sebagai contoh, bagaimanakah dampak konvergensi terhadap
implementas ACFTA yang efektif per Januari 2010? Bagaimanakah dampaknya
terhadap bisnis mikro, kecil, dan menengah? Sejauh manakah regulasi keuangan
dan pasar modal akan terpengaruh dengan adanya konvergensi ke IFRS?
Pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah tersebut tentu saja hanya sebagian.
Semakin luas dan dalam kajian dan penelaahan sangat mungkin akan memunculkan
pertanyaan dan masalah lainnya.
Hal inilah sepertinya yang mendorong IAI, khususnya DSAK, meminta keterlibatan
lebih intensif dari kalangan akademisi dan universitas dalam mengkaji isu-isu
terkait IFRS (Berita IAI tanggal 26 Januari 2010). Dalam sebuah seminar yang
dilaksanakan di Bandung belum lama ini, Ketua DSAK-IAI menyoroti fakta bahwa
belum semua perguruan tinggi di Indonesia memiliki unit gugus tugas (task
force), atau lembaga khusus, yang bertugas memantau perkembangan ekonomi dan
dinamika penyusunan standar akuntansi dan pelaporan keuangan di kancah
internasional.
Dampak dari adanya konvergensi IFRS
Dalam rangka menyongsong
pemberlakuan Standar Akuntansi Keuangan yang sudah secara penuh menggunakan
standar akuntansi internasional (Konvergensi IFRS) pada awal tahun 2012
hendaknya setiap pelaku ekonomi bersiap-siap diri dalam menyambutnya. Hal ini
sangat penting mengingat penerapan konvergensi IFRS dimungkinkan sangat
berpengaruh pada iklim dunia bisnis di Indonesia. Disisi lain tujuan
konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan
rekonsiliasi dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada
diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor
menyebut kesesuaian dengan IFRS, dengan demikian diharapkan meningkatkan
kegiatan investasi secara global, memperkecil biaya modal (cost of capital)
serta lebih meningkatkan transparansi perusahaan dalam penyusunan laporan
keuangan. Dengan konvergensi IFRS, PSAK akan bersifat principle-based dan
memerlukan professional judgment, senantiasa peningkatan kompetensi harus pula
dibarengi dengan peningkatan integritas. Peta arah (roadmap) program
konvergensi IFRS yang dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama tahap adosi (2008
- 2011) yang meliputi Adopsi seluruh IFRS ke PSAK, persiapan infrastruktur yang
diperlukan, evaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku. Kedua
tahap persiapan akhir (2011) yaitu penyelesaian infrastruktur yang diperlukan.
Ketiga yaitu tahap implementasi (2012) yaitu penerapan pertama kali PSAK yang
sudah mengadopsi seluruh IFRS dan evaluasi dampak penerapan PSAK secara
komprehensif.
Program konvergensi IFRS tentu akan menimbulkan berbagai dampak terhadap bisnis
antara lain:
1.Akses
ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan
lebih mudah dikomunikasikan ke investor global.
2.Relevansi
laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar.
3.Disisi
lain, kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila
harga-harga fluktuatif.
4.Smoothing
income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet approach dan fair
value.
5.Principle-based
standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun
yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk
mengatur laba (earning management).
6.Penggunaan
off balance sheet semakin terbatas.
Sumber Diolah dari berbagai sumber : http://acctbuzz.blogspot.com,
http://news.okezone.com, www.warsidi.com, www.iaiglobal.or.id, http://id.wikipedia.org/wiki/IFRS